1. Percobaan : Indera Pernafasan
1.1 Nama Percobaan : Cara kerja bau Hio, Dupa, Obat nyamuk bakar
Nama Subjek Percobaan : Mutiara Deviani
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan: Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang berupa gas,
serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yamg tidak enak sampai yang enak.
b. Dasar Teori : Indera pembau atau penciuman pada tubuh kita adalah hidung. Ujung
ujung saraf pembau terletak dalam rongga hidung bagian atas. Manusia memiliki 10
20 juta sel olfaktori (sel pembau). Sel pembau berhubungan dengan saraf pembau. Apabila rangsangan
zat kimia yang menguap atau gas memasuki rongga hidung dan bercampur dengan lender, maka rangsangan
tersebut akan diterima sel pembau. Kemudian rangsangan diteruskan ke ujungujung saraf pembau. Impuls ini
diteruskan ke pusat penciuman di otak dan akhirnya diartikan sebagai bau. Organon olfaktus yang yang berada
di bagian atas hidung, dinamakan concha nasal superior dan membrane ini hanya menerima rangsangan benda
benda yang menguap atau berwujud gas. Pada orangorang yang alergi terhadap debu atau udara dingin akan
merangsang selaput lender sehingga terjadi produksi berlebihan dari lendir pada hidung. Keadaan ini dinamakan
rhinitis allergica.
c Alat yang Digunakan : Dupa, hio, dan obat nyamuk bakar.
d. Jalannya Percobaan : Pertama kita menghirup wangi dari dupa, hio, dan obat nyamuk bakar yang belum dibakar.
Lalu mengamati wanginya bagaimana apakah menyengat atau tidak menyengat. Kedua kita menghirup wangi dari dupa, hio, atau obat nyamuk bakar yang sudah di bakar dan amati wanginya bagaimana apakah lebih menyengat sebelum dibakar atau sesudah dibakar
e. Hasil Percobaan : Sebelum dibakar:
Dupa: baunya menyengat
Hio: tidak terlalu menyengat
Obat nyamuk bakar: tidak menyengat
Sesudah dibakar:
Dupa: baunya sangat menyengat
Hio: tidak terlalu menyengat
Obat nyamuk bakar: tidak terlalu menyengat
Hasil Sebenarnya : - Hio, dupa dan obat nyamuk bakar lebih kuat baunya saat dibakar
- Karena konka nasal superior hanya menerima rangsang benda-benda menguap dan berwujud gas.
f. Kesimpulan : Dalam percobaan ini kita menggunakan alat yang mengeluarkan bau dengan cara dibakar,
maka saat dibakar alat yang digunakan dapat mengeluarkan bau yang berwujud gas. Saat gas terhirup oleh
hidung maka concha nasal superiorlah yang menerima bau itu karena concha nasal superior menerima bau
dengan wujud gas.
g. Daftar Pustaka : Abdullah, Mikrajuddin. (2006). IPA terpadu. Jakarta: ESIS
Wade, Carole. (1999). Psikologi. Jakarta: erlangga.
Puspitawati, Ira. (1999). Psikologi faal. Jakarta: Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar